Senin, 28 November 2016

6 Cara UKM Menangkan Persaingan Lewat Facebook

6 Cara UKM Menangkan Persaingan Lewat Facebook



Apakah Anda pemilik usaha kecil menengah yang sedang membangun reputasi di Facebook? Jika betul, uraian berikut ini bisa jadi jawaban dari apa yang Anda cari selama ini.

Di era jejaring sosial seperti sekarang, perusahaan besar maupun mikro memiliki kesempatan yang setara untuk tampil kreatif di depan konsumen potensial mereka. Nah, Anda sebagai seorang pemilik usaha kecil menengah tak perlu khawatir, dengan menerapkan kiat-kiat berikut, tak mustahil bisnis Anda bisa melejit dan lebih populer daripada bisnis lain yang sudah lebih dahulu ada.

Kuncinya adalah pelajari bagaimana perusahaan besar menggunakan Facebook, ketahui kelebihan dan kelemahannya. Meskipun ada perbedaan, terdapat kiat-kiat yang bisa diterapkan baik untuk perusahaan besar atau usaha kecil. Berikut adalah keenam kiat yang disarikan dari paparan Jim Belosic.

Susun rencana dan strategi
Perusahaan besar memiliki rencana untuk lamanFacebook mereka secara terperinci. Merek berfokus pada penentuan strategi, alur kerja dan prediksi kinerja dan hasilnya. Mereka memiliki tujuan spesifik dalam benak dan mereka mengetahui apa saja kendala utama yang akan dihadapi dalam perjalanan untuk mencapai tujuan tersebut.

Para pemilik usaha kecil di sisi lain, sering membuat laman Facebook hanya karena mereka melihat perusahaan lain sudah melakukannya atau mereka membaca di sebuah sumber bahwa para pakar menyarankan mereka untuk memiliki laman Facebook khusus. Namun mereka membuat laman Facebook tanpa tujuan yang jelas. Anda bisa saja tidak memiliki kekuatan manusia atau finansial untuk menyamai usaha yang lebih besar dalam upaya Facebook mereka tetapi hal itu tidak berarti Anda harus menyerah begitu saja.

Pikirkan tentang apa yang Anda hendaki dari laman Facebook Anda. Apakah itu traffic ke situs bisnis Anda, penjualan yang lebih tinggi, memperbanyak relasi atau pengikut dalam mailing list Anda? Pikirkan tujuannya dengan masak- masak karena itulah langkah pertama dalam memulai dan mengarahkan setiap langkah Anda di Facebook.

Gunakan aplikasi tab yang terkustomisasi
Anda mungkin sudah menyaksikan tabs laman terkustomisasi yang begitu mempesona yang dimiliki oleh perusahaan besar. Beberapa tahun lalu, perusahaan-perusahaan umumnya harus menyewa jasa desainer untuk membuat tabs seperti ini. Mereka melakukannya dari dasar, sangat menguras tenaga dan sulit untuk dipertahankan dalam jangka lama. Pekerjaan tersebut hampir serupa dengan pekerjaan penuh waktu yang tidak bisa didanai oleh sebuah usaha kecil.

ShortStack, bersamaan dengan aplikasi lain, memberikan pemilik bisnis kecil kemampuan utnuk membuat tab mereka sendiri dengan tingkat kesulitan yang lumayan rendah.

Anda tak perlu lagi harus menguasai bahasa pemrograman dan Anda bahkan tidak perlu menjadi desainer web yang piawai untuk itu. Mereka akan memberikan Anda tampilan dan fungsionalitas yang mampu disajikan oleh perusahaan-perusahaan besar dalam laman Facebook mereka dengan biaya yang lebih terjangkau.

Aplikasi-aplikasi tab terkustomisasi berikut ini sehingga penting bagi Anda untuk memanfaatkan mereka.


Tekankan interaksi
Pengguna Facebook menghendaki interaksi dan perhatian dan inilah yang kadang diabaikan oleh perusahaan besar. Perusahaan besar mengetahui bagaimana menyenangkan penyuka laman Facebooknya.

Sayangnya, tampaknya sebagian besar pemilik bisnis kecil kurang memperhatikan hal ini. Laman Facebook mereka hanya terdiri dari sekumpulan gambar, bio yang singkat dan mungkin peta. Namun inilah konten yang statis ini tidak akan membuat pengguna terpesona.

Agar bisa mendapatkan hasil maksimal, Anda harus melakukan apa yang seharusnya dilakukan dalam Facebook, yaitu melibatkan pengguna lain dan berinteraksi dengan intens di dalamnya.

Fitur-fitur promosi seperti kontes, hadiah dan sebagainya tersedia pada aplikasi tab kustom yang ada di pasaran. Sehingga jika Anda tidak menggunakan aplikasi tab terkustomisasi, daftarlah, buat konten yang mampu melibatkan dan membuat pengguna merasa tertarik untuk berinteraksi.

Selalu siap sedia
Facebook berkenaan dengan individu, pelanggan Anda. Bisnis besar memiliki manajer komunitas, posisi yang berhubungan dengan pelanggan mereka sehari-hari.

Pemilik bisnis kecil sering memeriksa laman Facebook bisnis sekali atau dua kali dalam seminggu, menanggapi hanya sesekali. Namun Anda tidak akan merasa nyaman mengetahui pelanggan berada di toko tanpa ada seseorang yang menanggapi pertanyaan mereka, atau menjawab pertanyaan mereka mengenai produk atau jasa yang Anda jual. Maka dari itu, ushaakan untuk terus siap siaga secara online.

Kesiapsiagaan Anda dalam menanggapi komunitas online Anda di Facebook bisa jadi apa yang memotivasi Anda untuk datang dan membeli, sehingga periksa laman Facebook Anda lebih sering dan tanggapi jika sejumlah fans mencoba berinteraksi dengan Anda di dinding (wall).

Ambil tindakan
Mengumpulkan umpan balik dan mengamati perubahan yang terjadi ialah bagian dari pekerjaan manajer komunitas bisnis besar. Namun memanfaatkan sata semacam itu biasnaya meliputi laporan, rapat panitia, barang yang dijual dan langkah-langkah lainnya dalan hirarki birokratis perusahaan besar.

Inilah posisi Anda, sebagai seorang pemilik bisnis, memiliki keunggulan.

This is where you, as a small business owner, really have an advantage. Tulis di wall Anda yang berasal dari pelanggan menjadi umpan balik instan yang bisa Anda gunakan untuk membuat perubahan yang diperlukan, memecahkan masalah dan bahkan menikmati pujian. Dan karena Andalah si pemilik, Anda harus membuat keputusan.Tim-tim yang berasal dari usaha besar kemungkinan kecil memiliki waktu untuk menyetujui sebuah tanggapan. Itu semua terserah Anda dan Anda bisa mewujudkannya sekarang.

Bersikap fleksibel
Korporasi besar cenderung lamban dalam membuat keputusan. Tak hanya dalam hal laporan dan rapat, ada juga perencanaan dan pemasaran. Sebagai hasilnya, manajer komunitas bisnis besar memiliki tingkat flekibilitas yang lebih rendah.

Namun ushaa kecil menengah tidak perlu harus mengejar kesuksesan ala korporasi besar. Misalnya jika Anda seorang pemilik restoran yang ingin ada lebih banyak pengunjung dan pembeli dalam restoran Anda malam ini, mengapa tidak memberitahukannya dalam laman Facebook bisnis restoran Anda, dan Anda bisa tawarkan siapa saja yang datang dan terlibat dalam pembahasan tersebut akan mendapatkan hadiah tertantu.

Jika Anda memiliki terlalu banyak inventaris yang Anda ingin singkirkan segera sebelum pengiriman selanjutnya tiba? Anda bisa beritahukan di Facebook bahwa hari ini akan ada potongan 25% bagi fans yang tertarik. Mereka yang tertarik bisa mencetak kupon dan menunjukkannya.

Menciptakan sebuah perasaan pentingnya kecepatan tanggapan dan penawaran yang menggiurkan terhadap fans ialah dua cara yang baik dalam mengingkatkan respon komunitas yang kuat. (sumber)


Baca Tips Pelayanan Konsumen Lainnya

Rabu, 23 November 2016

Tips Membangun Layanan Pelanggan Melalui Social Media

Tips Membangun Layanan Pelanggan Melalui Social Media




Terima kasih kepada media sosial, sekarang pelanggan memiliki pilihan lebih dari sebelumnya. Bahkan kini kita sering melihat banyak orang melakukan keluhan lewat social media, baik itu di Twitter maupun Facebook.

Sebelumnya, ketika pelanggan ingin berdiskusi tentang suatu produk atau layanan, mereka akan menghubungi call center dan masalah mereka akan diselesaikan secara pribadi.

Hanya pelanggan dan perusahaan yang akan mendengar keluhan atau pujian Anda. Namun sekarang, beragam isu ini dimuat secara terbuka menjangkau para pembeli potensial dalam jangkauan publik yang lebih luas.

Di masa kini, sebuah keluhan dari pelanggan di social media dapat berpengaruh dan memberi efek yang lebih besar pada reputasi perusahaan Anda, jika admin dari social media Anda tidak segera memberi jawaban dan solusi pada pelanggan.

Lebih lanjut lagi, percakapan di social media juga dapat digunakan sebagai sistem peringatan awal untuk isu yang berkembang sekitar produk dan layanan perusahaan.

Bagi Anda, pekerja di divisi customer care yang ingin membangun layanan pelanggan melalui social media, berikut beberapa saran dari Pieter Lydian, Direktur dan Country Manager Dell Indonesia seperti yang dikutip dari detikInet :

1. Pilihlah perantara yang tepat untuk demografi Anda: Sebelum membuat sebuah forum untuk customer support, evaluasi dulu target market Anda untuk menentukan media sosial apa yang paling cocok untuk menjangkau mereka.

Supportforum dan discussion board dapat menjadi sarana untuk menawarkan solusi ke publik dan menghubungkan konsumen dengan para ahli, baik di perusahaan maupun para konsumen dan suporter Anda.

Twitter memiliki volume yang besar dengan kurang dari atau 140 karakter dengan berbagai kesempatan untuk berhubungan 1:1 dengan berbagai pihak tentang brand, produk maupun layanan Anda.

Media sosial seperti Facebook juga menawarkan kesempatan yang baik untuk berhubungan dengan anggota komunitas Anda. Para konsumen Anda telah memilih jaringan media sosialnya masing-masing dan penting bagi Anda sebagai pelaku usaha untuk menjangkau para konsumen dimanapun media sosial pilihannya.

2. Memusatkan pendekatan Anda: Pada mulanya, di Dell global hanya ada 20 pegawai yang memiliki akun Twitter, tidak semuanya efektif dijalankan. Ketika kami memiliki sejumlah pegawai yang terfokus ke Twitter untuk menjawab pertanyaan dan meneruskan masalah dan keluhan konsumen ke departemen yang sesuai, hal ini menyebabkan jam kerja yang tidak efisien dan bukanlah jalan terbaik untuk menyelesaikan masalah.

Untuk itulah kami meluncurkan @DellCares guna membantu konsumen mencari jalan keluar dari masalah mereka dan hasilnya kami berhasil membantu lebih dari 1.400 orang di bulan pertama setelah peluncurannya. Memiliki proses tweeting yang tersentralisasi merupakan kunci yang menentukan kesuksesan dan mencegah kebingungan di dalam perusahaan.

3. Personalisasi adalah kunci: Ketika Anda berhubungan dengan konsumen, sangat penting untuk terkoneksi dengan mereka secara personal. Orang akan merespon orang, brand akan kehilangan kredibilitasnya dengan cepat apabila diketahui komunikasi yang Anda jalankan berasal dari robot.

Oleh karenanya, setiap customer support representative yang menjalankan @DellCares memiliki inisial nama dan foto tampak muka mereka di halaman profil @DellCares dan setiap tweet ditandai sehingga konsumen mengetahui mereka berbicara dengan siapa dan tweet mereka terlihat dengan jelas.

4. Ini adalah usaha bersama: Memberikan layanan konsumen melalui media sosial membutuhkan kerjasama antara customer service, marketing dan product development untuk menangani beragam permasalahan.

Supaya dapat merespons dengan efektif masalah-masalah yang terjadi via media sosial, tim customer service Anda perlu terlatih dengan brand messaging perusahaan dan panduan menghadapi konsumen secara menyeluruh.

Apabila respons yang mereka berikan tidak sejalan dengan tujuan brand yang lebih besar, hal ini bisa menciptakan kekacauan dan akibatnya konsumen tidak akan lupa dan berdampak pada kepuasaan konsumen.

5. Menggunakan media sosial sebagai pelengkap, bukan pengganti: Media sosial tidak akan menggantikan perangkat pendukung konvensional, hal ini membuka jalan bagi pelaku usaha untuk terhubung secara real-time dengan konsumennya di tempat dimana meraka sudah memiliki percakapan.

Walaupun Twitter bagus untuk mencari konsumen dan menjangkau mereka lebih dekat, 140 karakter di dalamnya menjadi halangan untuk berdialog lebih panjang sehingga terkadang percakapan perlu dipindahkan ke medium yang lebih sesuai. Setelah masalah terselesaikan, kemudian buat kesimpulan secara publik di medium sebelumnya.

6. Tentukan proses responsnya dan pastikan untuk menindaklanjuti: Hanya karena media sosial dijalankan secara real-time tidak berarti setiap masalah harus ditindaklanjuti secara instan.

Anda harus mengambil waktu untuk memahami masalahnya dan memikirkan tanggapan untuk memberikan solusi yang optimal. Jangan lupa untuk mengakui keluhan konsumen dan pastikan mereka bahwa Anda sedang berupaya memecahkan masalahnya.

Pastikan mereka tetap mendapat perkembangan selama proses berlangsung dan setelah masalah terselesaikan, kontak mereka secara langsung untuk memastikan mereka betul-betul puas dengan layanannya. Hal ini menggambarkan bagaimana Anda memperhatikan konsumen sebagai pribadi dan bukan hanya untuk menghilangkan komentar publik yang negatif.

Melalui media sosial, konsumen menemukan sarana untuk bersuara dan semakin gencar menggunakannya sebagai media pendukung. Mengeluarkan tweet untuk meminta bantuan membutuhkan langkah lebih mudah dibandingkan dengan mengirim e-mail atau menghubungi layanan bantuan sehingga mereka dapat memperoleh tanggapan lebih cepat. (sumber)

Baca Tips Pelayanan Konsumen

Senin, 21 November 2016

Bagaimana Menjaga Konsistensi Nilai Konsumen?

Bagaimana Menjaga Konsistensi Nilai Konsumen?



Nilai konsumen merupakan sebagai sesuatu yang wajib untuk diperhatikan oleh perusahaan karena dalam nilai terdapat sebuah pengorbanan yang dikeluarkan oleh konsumen untuk mendapatkan benefit yang menjadi hak konsumen.

Pengorbanan konsumen berkaitan dengan biaya yang sudah dikeluarkan meliputi biaya moneter, biaya waktu, biaya energi, dan sejumlah risiko yang berkaitan dengan risiko sosial, psikis, fisik.  Benefit yang ditawarkan oleh konsumen merupakan proposisi yang tidak hanya terwujud dalam aspek fungsional, namun juga aspek experiential  dan simbolik.

Nilai konsumen secara ideal dipromosikan oleh perusahaan seharusnya melalui konsistensi strategi pemasaran berkaitan dengan kualitas produk, pelayanan yang optimal, penentuan harga sesuai dengan benefit yang diterima, distribusi produk yang lancar, dan komunikasi ide yang sesuai dengan target konsumen perusahaan.

Konsistensi ini penting dalam menciptakan reputasi positif atau citra positif di mata konsumen. Dengan reputasi positif secara terus-menerus, perusahaan akan mempertahankan konsumen dalam jangka panjang. Profitabilitas akan terus meningkat.

Begitu sebaliknya, ketika benefit yang diterima jauh lebih kecil daripada biaya yang dikeluarkan oleh konsumen, hal ini menunjukkan bahwa perusahaan tidak bisa konsisten memberikan yang terbaik kepada konsumen. Indikator yang muncul bisa penjualan yang menurun, pangsa pasar menjadi kecil, nilai saham turun, dan citra perusahaan mengalami penurunan.

Konsistensi ini penting karena tidak mudah bagi perusahaan untuk mempertahankannya dalam jangka panjang, bahkan itu terjadi juga dalam perusahaan yang dikategorikan sebagai pemimpin pasar.

Masih menjadi topik hangat dalam diskusi pemasaran mengenai Toyota Recall. Artikel yang ditulis oleh John A.Quelch, Carin Isbel Knoop, dan Ryan Johnson melalui tulisan Toyota Recalls: Hitting the Skids, dalam Harvard Business Review, Januari (2011) mengetengahkan penarikan kembali produk-produk Toyota di pasaran.

Toyota sebagai pemimpin pasar dianggap telah menciptakan adanya inkonsistensi dalam memberikan benefit yang menjadi hak konsumen. Biaya yang harus dikeluarkan menjadi tinggi ketika terjadi kecelakaan konsumen di Amerika ketika mengendarai Lexus.

Ketidakmampuan memunculkan konsistensi ini menjadi risiko yang tinggi bagi kelangsungan perusahaan kalau diabaikan begitu saja.

Memang tidak dipungkiri, kejadian mengenai hal tersebut merupakan sebagai sesuatu yang biasa dalam dunia otomotif. Perusahaan dari Jepang misalnya Isuzu, Nissan, Honda, Mitsubishi, Daihatzu dan Mazda pun pernah melakukan recall.

Selain recall yang sifatnya serentak dan publik mengetahui, silent recall pun sering dilakukan ketika perusahaan menemui adanya cacat produk.

Dalam artikel tersebut, juga dijelaskan sejumlah faktor yang memunculkan inkonsistensi antara lain adanya pertumbuhan strategi perusahaan yang cepat dan menuntut adanya akselerasi yang cepat untuk meluncurkan produk namun tidak diimbangi dengan kontrol kualitas terhadap para pemasok, komunikasi yang sifatnya terpusat sehingga menyebabkan ketidakmampuan untuk memberikan respon yang cepat, dan juga menyebabkan kualitas produk yang tidak konsisten.

Selain itu, nuansa persaingan yang ketat di bidang otomotif yang syarat politik juga menjadi rumor yang cukup seru dalam memahami kasus tersebut.

Memahami kasus Toyota sebenarnya juga berlaku pada semua perusahaan. Konsistensi nilai konsumen perlu diupayakan terus-menerus. Hal ini bisa didukung oleh sejumlah aspek.

Pertama, dari sisi internal, perusahaan perlu mengupayakan adanya suatu kualitas penjaminan mutu yang konsisten. Kepemimpinan yang lebih memahami kondisi dalam perusahaan dibutuhkan karena harus ada kearifan untuk memahami dan melakukan koordinasi antar bagian, bisa dalam perusahaan maupun dengan perusahaan lain yang memberikan input termasuk para pemasok. Pemimpin harus memastikan kontrol mutu agar benefit yang diberikan kepada konsumen selalu konsisten.

Kedua, menjadi perusahaan yang menjadi pemimpin pasar cenderung dihinggapi adanya perasaan yang mudah puas dan kurang waspada terhadap ketidakmampuan diri. Hal ini membutuhkan sebuah kesadaran diri secara terus-menerus untuk melakukan monitoring terhadap perkembangan yang terjadi di luar perusahaan.

Ketiga, perusahaan harus menerapkan tindakan aktif untuk tidak terjebab dalam kompetisi yang ketat, sehingga berusaha mati-matian untuk memenangkan persaingan. Perusahaan bisa mencari jalan keluar agar tidak terjebak dalam persaingan sehingga bisa menghindarkan diri dari usaha untuk memenangi persaingan.

Benefit  yang ditawarkan secara konsisten ini hanya bisa dilakukan oleh perusahaan untuk terus belajar dan lebih mawas diri.  Keinginan terus belajar ini bisa dilakukan melalui antara lain melakukan riset pasar yang konsisten, mengubah pola koordinasi kerja yang lebih disesuaikan dengan kekuatan maupun kelemahan perusahaan, tidak membuat strategi yang sifatnya instan hanya memburu tingkat penjualan jangka pendek, berusaha untuk melakukan kontrol kinerja yang sifatnya double checking.

Terakhir, adalah penting bagi perusahaan untuk menyiapkan tim yang terdiri atas individu yang memiliki untuk menyampaikan komunikasi yang bagus, baik untuk pihak yang berinteraksi dengan perusahaan maupun dengan konsumen.

Komunikasi yang optimal dibutuhkan agar menyelaraskan adanya kemampuan diri  dan lingkungan di luar. Selain itu, juga ditujukan untuk menghadapi ketika konsumen memberikan protes bila benefit dirasa lebih rendah daripada biaya. (sumber)


Baca Tips Pelayanan Konsumen Lainnya di Ayopreneur

Kamis, 17 November 2016

Seni Menangani Keluhan Pelanggan

Seni Menangani Keluhan Pelanggan



Siapa yang suka dengan keluhan pelanggan? Menangani keluhan pelanggan adalah sebuah urusan yang pelik, kurang menyenangkan dan membutuhkan kesabaran ekstra.

Namun, mayoritas pemilik usaha mungkin lupa bahwa pada hakikatnya keluhan-keluhan itu bisa diubah menjadi hadiah dalam bentuk ‘obat pahit’ yang pada gilirannya akan menyehatkan kinerja usaha mereka. Mengubah sudut pandang keluhan sebagai sesuatu yang kurang menyenangkan menjadi sesuatu yang justru dinantikan memang tidaklah mudah.

Pertama-tama, mengapa keluhan pelanggan itu menjadi sesuatu yang dinantikan? Karena Anda tidak tahu bagaimana meningkatkan kualitas produk atau jasa Anda jika Anda tidak memahami kelemahannya. Keluhan pelanggan bisa memberikan pemilik usaha berbagai ide untuk produk atau jasa baru yang lebih sempurna dan sesuai untuk pasar. Keluhan memberikan pemilik usaha informasi yang tidak ternilai mengenai hal-hal penting bagi orang, apa yang mereka ingin temukan dalam produk atau jasa yang mereka dapat dari perusahaan.

Berikut merupakan langkah-langkah yang bisa ditempuh untuk mengubah keluhan menjadi masukan berharga yang memajukan usaha jika Anda memiliki sebuah usaha.
  1. Ucapkan terimakasih kepada orang yang bersedia memberikan keluhannya. Katakan bagaimana Anda sangat menghargai kesediaannya meluangkan waktu untuk menyampaikan hal itu.
  2. Katakan pada pelanggan yang mengeluh alasan mengapa Anda mengucapkan terimakasih, yaitu karena Anda peduli dengan hubungan yang sudah terjalin dan keluhannya telah memberikan peluang untuk mengatasi masalahnya.
  3. Minta maaflah karena ia merasa kurang nyaman atau terganggu. Akan tetapi jangan memberikan kesan bahwa itu salah Anda. Katakan, “Saya minta maaf karena Anda mengalami masalah tersebut.”
  4. Berikan janji untuk melakukan apapun yang Anda bisa untuk membantu mereka memecahkan masalahnya.
  5. Minta informasi atau klarifikasi atau spesifikasi sehingga Anda bisa memahami sepenuhnya sumber masalah.
  6. Ambil langkah apapun yang bisa dilakukan untuk mengoreksi masalah, fokuslah pada hal yang berada dalam kewenangan dan keahlian Anda. Jika masalah berada di luar kewenangan dan keahlian Anda, berikan penjelasan yang logis dan sopan.
  7. Tanyakan apakah ia merasa masalahnya telah teratasi. Jika belum, ulangi langkah dari awal.
  8.  Pastikan Anda belajar dari keluhan. Keluhan-keluhan tersebut bisa memberikan ide untuk produk atau jasa baru yang lebih memuaskan. Keluhan juga memberikan masukan tentang aspek-aspek lemah dalam suatu usaha. (sumber)

Baca Tips Pelayanan Konsumen Lainnya di Ayopreneur

Selasa, 15 November 2016

Pentingkah Pencantuman Tanda SNI Pada Sebuah Produk?


Pentingkah Pencantuman Tanda SNI Pada Sebuah Produk?



Dalam rangka menghadapi CAFTA (China-ASEAN Free Trade Area) dan melindungi produk lokal, Gerakan Nasional Penerapan SNI (GENAP SNI) diluncurkan. Program yang diprakarsai oleh lembaga pemerintah non kementerian, Badan Standardisasi Nasional (BSN), berwujud pencantuman sertifikasi produk tanda SNI pada suatu produk, termasuk produk pelayanan jasa dan proses.

Sertifikasi produk tanda SNI adalah kegiatan oleh pihak ketiga yang independen dalam memberikan jaminan tertulis yang menyatakan bahwa suatu produk (termasuk proses dan jasa) telah memenuhi persyaratan Standar Nasional Indonesia (SNI). Tanda ini dibubuhkan pad barang, kemasan barang dan atau label. Lalu, apa sebenarnya manfaat pembubuhan tanda SNI pada produk ini?

Pembubuhan tanda SNI pada sebuah produk memberikan manfaat tak hanya bagi produsen saja tetapi juga bagi konsumen, pelaku bisnis dan pemerintah yang antara lain sebagai berikut :
  • Memberi informasi kepada pihak-pihak yang berkepentingan dengan suatu produk bahwa produk tersebut telah memenuhi SNI
  • Untuk mengatasi kekhawatiran konsumen, pengguna dan smeua pihak yang berkepentingan akan kualitas suatu produk
  • Meningkatkan keberterimaan produk oleh konsumen
  • Meningkatkan daya saing suatu produk karena kualitas produk tersebut lebih terjamin
Untuk memeroleh sertifikat tanda SNI, produsen barang harus melalui suatu proses sertifikasi yang dilakukan oleh Lembaga sertifikasi Produk (LSPro) yang telah diakreditasi oleh Komite Akreditasi nasional (KAN) sesuai dengan ruang lingkupnya. Adapun tahapan sertifikasi produk secara garis besar adalah sebagai berikut:

1. Seleksi (sampling)
Menguraikan karakteristik yang harus dinilai, persyaratan produk (persyaratan SNI yang harus dipenuhi oleh produk) dan persyaratan prosedural untuk pelaksanaan penilaian dan sampling produk.

2. Determinasi
Determinasi kesesuaian terhadap persyaratan SNI yang diterapkan dapat mencakup pengujian, pengukuran, inspeksi, penilaian desain, asesmen jasa dan auditing misalnya terhadap teknik yang digunakan untuk mengetahui apakah produk memenuhi atau tidak memenuhi persyaratan acuan. Determinasi karakteristik dapat mengkombinasikan pengukuran (untuk menentukan nilai dari suatu kuantitas atau batas tertentu) dan pembandingan hasil pengukuran dengan nilai yang dipersyaratkan.

3. Review dan penetapan (keputusan)
Sebelum diambil keputusan untuk memberikan hak penggunaan tanda SNI, kecukupan bukti kuantitatif dan kualitatif yang berkaitan dengan produk harus direview dan didokumentasikan. Apabila bukti sudah mencukupi, keputusan dapat diambil apakah kewenangan untuk menggunakan tanda kesesuaian SNI dapat diterbitkan. (sumber)


Baca Artikel Tips Pelayanan Konsumen Lainnya di Ayopreneur.com